21 March 2010

Jika Jadi Kapolri, Susno Bersihkan Polri Dalam 6 Bulan

Muhammad A S Hikam

Mulai jam setengah lima sore sampai malam (19/03/'10)saya memelototi TV gara-gara ulah mantan Bareskrim Jendera (Polisi) Susno Duaji (SD). Saya seperti membaca posting yang saya tulis dua hari sebelumnya: bahwa SD bakal menghadapi seluruh slagorde Polri dan akan dianggap sebagai mencemarkan lembaga penegak hukum dan keamanan negara tersebut. Siaran TV yang saya tonton, khususnya Metro TV dan TV One, masing-masing membeberkan siaran pers Polri yang mengcounter habis pernyataan pers SD sehari sebelumnya yang menyebut beberapa inisal di Mabes Polri sebagai Markus. Bukan saja Polri buka-bukaan dalam menjelaskan kronologi kasus, tetapi juga diakhir siaran pers menyatkan akan menuntut SD secara hukum atas pencemaran dan penghinaan lembaga kepolisian negara tsb!


Harus saya katakan bahwa baik pihak SD maupun Polri memiliki kekuatan dan kelemahan dalam perang argumen tersebut. Namun yang menurut hemat saya paling mengenaskan adalah prospek lembaga kepolisian negara setelah kasus ini dibuka dan dibawa di Pengadilan. Mengenaskan, karena kalau memang konflik para elit Polri ini mau dituntaskan sampai benar-benar tuntas, Polri sebagai lembaga justru akan mengalami moral hazard karena energinya akan dihabiskan untuk perang bintang yang, belum tentu juga, dapat memuaskan si pemenang (apalagi yang kalah). Lebih parah lagi, institusi dan para anggota Polri di bawah akan ikut mengalami krisis kepercayaan publik manakala proses penuntasan tersebut menjadi arena pendiskreditan dalam skala massif. Tak pelak lagi, semakin rentanlah Polri terhadap ancaman dari luar dan makin lemah pula fungsi penegakan hukum yang dijalankannya!

Terus terang saya jadi ikut-2an spekulatif: secara politis siapakah yang paling diuntungkan dengan krisis lembaga penjaga keamanan negara seperti Polri ini? Mungkinkah kasus SD vs Mabes Polri ini hanya sekedar kemarahan pihak pertama karena dicopot dari posisi sebagai Bareskrim, ataukah ada sebuah Grand Scenario (skenario besar) yang lebih sinis yang akan mempengaruhi stabilitas politik dan keamanan negeri ini? Meminjam teori konspirasi, apakah kasus ini sebagai upaya menggeser Centurygate yang punya potensi tergerusnya elite penguasa dan para politisi? Kaget juga saya, karena tahu-tahu sudah masuk ke dalam ranah yang paling tidak saya sukai yaitu teori konspirasi (yang di Republik ini kayaknya sangat subur!)

Sambil menunggu proses pembongkaran kasus "buaya" vs "buaya-buaya" ini, saya hanya bisa berharap dan berdoa semoga para petinggi Polri tidak kebablasan terjebak dalam sebuah pusaran politik yang mereka tidak mempunyai keahlian untuk mengontrolnya. Boleh saja Polri memiliki berbagai macam keahlian dan peralatan canggih, tetapi politik bukanlah salah satunya. Saya tidak sependapat dengan langkah yang ditempuh oleh SD, walaupun saya juga tidak bisa melarang, karena beliau memiliki hak penuh sebagai warganegara dan penegak hukum. Tetapi saya juga tidak setuju dengan cara Mabes Polri menghadapi anak buah yang "bandel" dengan cara yang konfrontatif dan keras, walaupun mungkin secara SOP organisasi memang hal itu diperkenankan.

Sambil meriskir seperti muter kaset rusak, saya berpendapat bahwa persoalan ini bisa dicegah agar tidak semakin out of control apabila atasan tertinggi Polri, yaitu Presiden, ikut campur. Presiden perlu memberikan arahan agar SD dan Mabes Polri melakukan "cooling down" dan menyelesaikan masalah tanpa keributan di ruang publik. Memang publik berhak tahu sampai di mana perkembangan masalah/kasus korupsi Rp 25 milliar yang disangkakan itu dan apa konklusinya. Namun hal itu tidak sama dengan saling melancarkan serangan dan serangan balasan di ruang publik yang ujung-ujungnya hanya membawa kerugian terhadap institusi Polri dan publik secara keseluruhan. Kalau Presiden sebagai atasan Polri secepatnya dapat menghentikan keramaian ini, sambil meminta penyelidikan dilanjutkan secara professional tetapi tenang, terukur, dan akuntabel, maka semua pihak yang bertikai akan mendapatkan solusi dan, yang terpenting, integritas Polri akan tetap terjaga dari ancaman keterpurukan.
Solusi seperti ini sudah pasti tidak akan membuat para konspirator berbahagia, bukan?

Share

No comments: