07 September 2010

ADA APA LAGI JENDRAL ?

Oleh : Muhammad A S Hikam

Setelah bikin heboh beberapa waktu lalu, Jendral (pol) Bambang Hendaso Danuri (BHD), ternyata tak kekurangan untuk memproduksi kehebohan lagi.(baca disini) Kini bukan soal dia "menghilang" beberapa hari dari Maber Polri sehingga membuat kelimpungan anak buah dan menggagalkan acara sertiajb beberapa Patinya, tetapi soal yang samasekali bukan urusan... Polisi: membentuk klub sepakbola! Saya tidak tahu apakah memang BHD ketika menghilang itu benar-benar sakit atau sedang merenung, sehingga menemukan gagasan yang (smasekali tidak bermutu) ini. Kalau memang sakit, dan ada hubungannya dengan iude membuat Persatuan Sepakbola Bhayangkara (PS B) ini, pastilah sakitnya tergolong rada gawat. Soalnya, belum pernaha ada dalam sejarah dari zaman baheula sampai sekarang ujug-ujug Polri ingin membentuk tim kesebelasan sepakbola dan langsung mau masuk dalam peringkat nasional pula!

Kapolri dan Ketum PSSI
Saya berharap gagasan itu bukan muncul karena BHD sedang sakit. Namun ide itu muncul karena dia sedang siap-siap pensiun dan memerlukan mainan baru setelah cukup lama menjadi Polisi dengan karier sampai menjadi Kapolri. Bahwa kariernya sebagai Kapolri akhir-akhir ini dalam kondisi "terjun bebas" akibat bermunculannya kasus-kasus korupsi dan ditemukannya rekening gendut dari beberapa Pati Polri, itu urusan lain. Mungkin dia dan anak buahnya di Mabes Polri mulai khawatir, jangan-jangan Pak BHD nanti begitu pensiun langsung bengong kalau tidak ada mainan. Maka muncullah gagasan membuat PSB yang, tentu saja, akan dipimpin oleh BHD dan mungkin malah sekaligus pelatih, manajer, penasehat dan penyandang dananya.

Soal yang terakhir itu, penyandang dana untuk PSB, tampaknya diyakini betul oleh pejabat Polri, karena ketika wartawan usil bertanya masalah yang rada musykil itu, langsung dijawab: "ada dari Kapolri." Nah! bagaimana cara menjustifikasi dana operasional Kapolri untuk mengongkosi sebuah tim sepakbola, tentu saja saya tidak akan tahu. Logikanya, karena sudah dijawab begitu tentu sudah disiapkan jurus sakti yang dapat mensim-salabimkan anggaran operasional Kapolri menjadi anggaran tim sepakbola itu. Dan hal itu mungkin tak terlalu pelik benar, karena kalau Polri bisa membuat rekening gendut bermilyar-milyar yang tidak jelas ujung dan pangkalnya itu menjadi sah dan tidak perlu diselidiki secara hukum, apa lagi kalau cuma untuk mendanai PSB. Yang penting, persiapan pensiun buat BHD sudah rapi jali, dan tidak akan membuat dia kesepian serta rindu memberikan perintah-perintah kepada para pemain, serta ketemu wartawan untuk tebar pesona!

Yang masih menjadi pertanyaan adalah, apakah kira-kira tim sepakbola dadakan hasil besutan BHD itu akan benar-benar seperti layaknya tim sepakbola sungguhan? Ini yang saya ragukan. Sebab umumnya sepakbola, setingkat Kelurahanpun, setidaknya akan terdiri atas pemain sepakbola kendati amatiran. Tapi kalau PSB ini, masalahnya lain, karena mungkin yang akan main adalah para Polisi atau pensiunan Polisi. Repotnya, susah mencari lawan tim yang bersedia bertanding dengannya, karena tentu belum apa-apa sang lawan sudah mengkeret duluan. Bukan cuma itu, khawatirnya kalau tim lawan PSB ada yang berpretensi lebih liehay, ia meriskir dirinya akan menemukan masalah ketika usai bermain. Walhasil, PSB perlu menyediakan dana khusus untuk mencari lawan tanding yang kira-kira sesuai target, apalagi untuk menjaga gengsi sang pelatih dan manajer dan pembinanya jangan sampai tersinggung.

Kalau PSB ini benar-benar muncul di arena persepakbolaan Indonesia, maka saya kira sudah waktunya PSSI gulung tikar dan diubah menjadi organisasi arisan tiket menonton bola saja. Pasalnya, rasionalitas dan prosedural serta etiket olahraga paling top di jagad raya ini pastilah akan kacau balau dan bisa-bisa PSSI akan kena sanksi dari FIFA atau minimal dari Asian Football Association dan sejenisnya. Mana mungkin ada sebuah tim sepakbola yang turun dari langit, tanpa melalui pertandingan apapun dan proses seleksi yang ketat lalu ujug-ujug menjadi tim tingkat nasional? Alternatof lain adalah, daripada PSSI dan seluruh rakyat dan bangsa Indonesia berpotensi dipermalukan oleh PSB, mendingan sejak awal PSSI dan rakyat Indonesia rame-rame menolak gagasan yang absurd, tidak masuk akal, dan berpotensi merusak nama baik persepakbolaan nasional itu.

Sebelum terlalu jauh, lebih baik disiapkan mainan baru yang lebih layak dan terhormat untuk persiapan pensiun Pak BHD nanti. Ada usul??

No comments: